Sabtu, 02 Mei 2015

PENGUJIAN KAPASITAS BATTERRE 48 VDC



Om swastyastu, ok bertepatan dengan hari pendidikan dan juga Hari Raya Saraswati saya ingin berbagi pengalaman. Semoga bermanfaat kawan.....

Brooo....
Banyak referensi yang bisa digunakan dalam melaksanakan pengujian kapasitas battere, mulai dari SK Dir PLN, Manual book battere, IEC, IEEE bahkan pengalaman dilapangan. Dari sekian referensi semuanya tidaklah jauh berbeda, yang berbeda adalah cara yang lebih praktis dan sesuai dengan kondisi dilapangan.



Berikut saya share pengujian kapasitas batterre baru yang dilakukan oleh PT. CDP, peruntukan system 48 VDC. Berikut data-datanya
Jenis Batterre                          : Alkali
Merk Batterre                          : Saft SBM 184 – 2C5  (1 cell terdiri dari 2 elektroda kapasitas 5  
  jam)      

Kapasitas                                 : 184 Ah
Jumlah                                     : 40 cell

Sebelumnya perlu saya jelaskan disini bahwa battere sudah terkoneksi dengan rectifier. Untuk tegangan inputan rectifier adalah 380 VAC 4 kawat, untuk range tegangan inputan disarankan +/- 10 % dari 380 VAC. Pada rectifier untuk tegangan input juga terpasang proteksi over/under voltage, over current, urutan phasa yang tidak sesuai. Sedangkan untuk output rectifier terpasang proteksi over/under voltage, urutan positif negative, over current. Dan terpasang juga alarm untuk DC ground, Trip MCCB, over/under voltage. Untuk alarm tegangan ripple belum pernah saya liat terpasang.
                
Untuk menyerap beban battere digunakan Dummy Load/ Load Band Merk Torkel 840 Utility. Pertama battere diisi dengan larutan elektrolit sampai 2 Cm di bawah garis maximum/upper battere. Untuk larutan elektrolit yang dimasukkan ke dalam battere adalah larutan elektolit yang sudah jadi dimana larutan sudah satu paket dengan battere dari pabrikannya.
Besaran tegangan pada jenis pengisian battere yang dilakukan oleh PT. CDP yaitu
1.      Floating           = 53,2 V : 40 Cell = 1,33 VDC/Cell
2.      Boosting          = 55,1 V : 40 Cell = 1,37 VDC/Cell
3.      Equalizing       = 64,5 V : 40 Cell = 1,61 VDC/Cell
Menurut SK Dir 113 & 114 tentang Pemeliharaan Sistem Suply DC besaran tegangan pada jenis pengisian battere adalah sebagai berikut :
1.      Floating           = 1,40-1,44 VDC / Cell
2.      Equalizing       = 1,5-1,6 VDC/Cell
3.      Boosting          = 1,65-1,7 VDC/Cell
Pada urutan pengisian battere diatas menurut SK Dir 113 & 114 bahwa pengisian cepat disebut dengan Boosting sedangkan menurut PT. CDP pengisian cepat disebut dengan Equalizing.
Langkah-langkah melakukan commissioning Battere 48 VDC oleh PT CDP :
1.      Battere di charger dengan mode equalizing +/- 10 Jam. NFB kea rah Load Posisi OFF dan battere dicharger dengan posisi by pass ( posisi NFB untuk dropper OFF).
2.      Setelah +/- 10 jam battere di istirahatkan tidak lebih dari 1 jam untuk dikosongkan lagi dengan dammy load.
Setting arus pembuangan pada dummy load :
Arus pembuangan = 184 Ah : 5 jam = 37 A
Jadi setting pada daummy load adalah 37 A selama 5 jam.
Pada saat pengosongan battere dilakukan pencatatan tegangan per cell batere setiap jam, dan untuk jam terakhir dilakukan pencatatan setiap 15 menit. Battere yang kondisi bagus tegangannya tidak kurang dari 1 volt pada saat jam terakhir pengosonagn.
Untuk suhu elektrolit max 400 C ( pada saat pengisian) dan 450C (pada saat pengosongan).
3.      Setelah pengosongan battere diistirahatkan +/- 1 jam.
4.      Battere diisi kembali dengan mode boosting dan di by pass +/- 10 jam.
5.      Setelah itu battere diisi dengan larutan aelektrolit +/- 40 ml per cell. Ini berfungsi untuk mengurangi penguapan pada battere.
6.      Setelah +/- 10 jam battere dilanjutkan dengan pengisian mode floating.
Demikian saya catat selama saya ikut menemani PT CDP dalam komisioning battere baru.
Semoga bermanfaat. 
Pengamat Amatir : I Wayan Ariana 

Ada referensi lain juga dari : Ricky Agned, Fak Teknik Elektro, Univ Riau
Untuk pengertian dan proses kerja rectifier : Ibnu Salam, Undip Semarang

3 komentar:

  1. semua produsen rectifier baik CDP, SBM, TechFILL, AEG, SAFT dll. berasumsi
    1. Floating , batterai akan terisi 80 % dari kapasitas.
    2. Boosting , batterai akan terisi 100 % dari kapasitas nya.
    3. Equalizing , Baterai akan akan terisi 120 % dari kapasitas nya.

    Sedangkan PT.PLN berasumsi
    1. Floating , batterai akan terisi 100 % dari kapasitas tapi flow lambat
    2. Equalizing , Baterai akan akan terisi sampai masing2 cell benar-2 penuh..
    3. Boosting , batterai akan terisi 100 % dari kapasitas nya dgn flow cepat.

    makanya tak heran ketika rectifier sudah di tangan PLN, berubah setting tegangan nya, itu sudah saya tanyakan ke pihak PLN dan jawaban nya itu aturan .

    sebenar nya tidak masalah mau Float, Boosting, atau equalizing, dari ketiganya yang membedakan cuman nilai tegangan output nya saja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. tapi apa yang terjadi.....
      kasihan di batterai......mall function. akhirnya life time tidak tercapai seperti yang di harapkan pabrikan

      Hapus
    2. kalo menurut saya gan, kapasitas batere bukan dari mode pengisiannya.
      kenyataan dilapangan batere hanya digunakan sewaktu waktu aja, saat rectifier off/sumber ac hilang.

      Batere hanya berstatus siaga saja. Untuk itu tidak perlu arus yg besar untuk pengisiannya, cukup dengan mode floating saja. Sedangkan untuk equalising digunakan saat tegangan per cell nya tidak rata . kalo boosting untuk pengisian cepat. Biasanya paling lama disetting 2 jam agar batere tidak terlalu panas. Boosting digunkan dengan harapan jika terjadi black out kembali batere masih bisa bertahan untuk supply sumber dc.

      Untuk batere yang sering rusak/ dropp tegangan biasanya dilakukan rekondisi elektrolit. dalam sebulan smpai 2 bln biasanya tegangan batere normal kembali. (pengalaman dilapangan)

      Hapus